#Feeling – #Part_17/17 (TAMAT)
Kuedarkan pandangan. Ada Mas Indra tertidur di sofa tidak jauh dari bangsal tempatku berbaring. Mas Indra seketika terbangun dan mendekat padaku…
Kuedarkan pandangan. Ada Mas Indra tertidur di sofa tidak jauh dari bangsal tempatku berbaring. Mas Indra seketika terbangun dan mendekat padaku…
Aku dengarkan saja ucapan demi ucapan. Pak Suryadi yang memintaku menghanguskan semua barang bukti, hingga Anggun yang mengatakan penyesalan dan merasa bersalah padaku. Teruskanlah usaha kalian untuk mengintimidasiku…
Rasa cinta. Semua itu seolah sudah sirna karena penghianatannya. Aku masih berdiri menjadi istrinya bukan karena cintaku yang besar kepadanya…
Kuteguk kopi yang hampir dingin di depanku. Lidahku hampir lupa akan rasa manisnya gula di dalam seduhan kopi hitam ini yang terasa hanya pahit dan hitamnya, karena pengaruh suasana hatiku…
Digenggamnya tanganku. Hangat, seolah ia siap menerima konsekuensi atas perbuatannya. Aku tidak pernah bertindak tanpa perencanaan matang…
Memutuskan ikatan yang sudah lama terjalin tak semudah membalik telapak tangan. Segala kenangan tentang dirinyanakan selalu ada disanubari. Dusta, jika aku mengatakan mudah mengambil jalan berpisah. Terlebih lagi ada anak yang harus kita jaga…
Wanita yang telah melahirkanku, telah mengetahui segalanya tanpa sepatah katapun dariku. Mas Indra. Suamiku itu nekat mengakui segalanya pada ibu…
Mas Indra menyodorkan ponsel miliknya. Aku bergeming. Terserah saja. Percuma, kan? Semua sudah hancur. Mas Indra bergeser disampingku. Ia lalu mengklik satu persatu Aplikasi. Telegram, Instagram, Facebook, WahtsApp. Ia memblock semua akses penghubung antara dia dan Anggun, ia mengarahkan ponselnya tepat di depanku.
Masalah bukan untuk memperendah derajat manusia, ia ada guna menempa manusia untuk lebih memperbaiki diri lagi. Pilihan manusia hanya bertahan menghadapinya sebaik mungkin, atau lari sejauh mungkin.
Menikah. Dulu aku mengira, menikah itu akhir dari cinta yang berhasil dipersatukan dalam ikatan suci. Sah. Setelah ijab qobul, baru kusadari bahwa menikah adalah awal perjalanan ‘saling’ seumur hidup. Saling menerima kekurangan pasangan, saling memberi yang terbaik yang kita miliki, saling mendukung, saling menyayangi, saling mencintai, saling menghargai dan paling penting saling menjaga amanah.